Pengertian Antropomorfik
Antropomorfik / Anthrophomorphic form dapat dikatakan secara umum adalah gambar-gambar atau benda-benda yang bentuknya menyerupai manusia. Manusia akan lebih mudah dan cenderung untuk menemukan bentuk-bentuk yang tampak humanoid atau menunjukkan karakteristik seperti manusia. Antropomorfik lebih mengacu kepada bentuk, sedangkan antropomorfisme lebih kepada sifat.
Antropomorfik dalam desain
Bentuk-bentuk antropomorfik / Anthrophomorphic form dalam desain dianggap mampu menarik perhatian manusia. Mungkin secara naluriah manusia memiliki unsur “narsistik” dimana seseorang akan tertarik dengan sesuatu yang dianggap mewakili dirinya. Botol Coca-Cola misalnya, pada tahun 1915 botol khas Coca-Cola juga disebut juga sebagai “Mae West” bottle, karena tampilan bentuknya yang feminin (mengikuti kontur tubuh perempuan). Bentuk botol yang seolah-olah mengikuti kontur tubuh wanita ini diharapkan dapat merepresentasikan Coca-Cola sebagai minuman yang feminin, sexy, penuh gairah dan vitalitas, yang ditujukan untuk konsumen wanita dimana saat itu market Coca-Cola didominasi oleh konsumen wanita.
Pendekatan antropomorfik ini juga dilakukan tidak hanya pada produk namun juga cerita/animasi. Seperti misalnya tokoh binatang yang dibuat “menyerupai” manusia (dari cara berjalan, ekspresi, dlsb) yang kemudian disisipkan sifat/personifikasi tertentu sehingga binatang tersebut memiliki sifat seperti manusia (antropomorfisme). Sebagai contoh : Kelinci putih yang terlambat dan tergesa-gesa dalam kisah Alice in Wonderland.
Bentuk antropomorfik tidak harus benar-benar menyerupai manusia. Perkembangan desain membuat pendekatan antropomorfik ini menjadi lebih luas dan bentuk-bentuk “abstrak” (dalam artian tidak benar-benar menyerupai manusia) namun dianggap memiliki karakteristik “sifat” seperti manusia juga dapat dianggap sebagai salah satu pengaplikasian antropomorfik dalam desain. Contohnya : tekstur berduri dianggap sebagai sesuatu yang keras / kasar / mengerikan, sehingga tampilan tekstur berduri ini sering digunakan dalam karakter monster. Begitu pula dengan tampilan yang lembut, bounchy, rounded yang akan identik dengan sifat “kekanak-kanakan” (menampilkan babylike-image atau seperti karakter bayi). Bentuk-bentuk yang tegas dan bersudut akan lebih terlihat maskulin, sementara bentuk-bentuk melengkung (wavy) akan terlihat lebih feminin.
Gunakan bentuk-bentuk antropomorfik untuk menarik perhatian dan membangun koneksi emosional antara produk dan pengguna. Semakin pengguna merasa produk merepresentasikan dirinya, semakin kuat pula ikatan emosional yang tercipta.
Sumber:
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/dpk/antropomorfik/